
Bukti keulamaan Syeh Abdul Qodir Al Jailani adalah banyak kitab yang ditulisnya seperti kitab-kitab:
- Tafsir Al Jilani
- Al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq,
- Futuhul Ghaib.
- Al-Fath ar-Rabbani
- Jala' al-Khawathir
- Sirr al-Asrar
- Asror Al Asror
- Malfuzhat
- Khamsata "Asyara Maktuban
- Ar Rasael
- Ad Diwaan
- Sholawat wal Aurod
- Yawaqitul Hikam
- Jalaa al khotir
- Amrul muhkam
- Usul as Sabaa
- Mukhtasar ulumuddin
Syeikh Abdul Qadir berkata, "Seorang Syeikh tidak dapat dikatakan mencapai puncak spiritual kecuali apabila 12 karakter berikut ini telah mendarah daging dalam dirinya.
1. Dua karakter dari Allah yaitu dia menjadi seorang yang sattar (menutup aib sesama) dan ghaffar (pemaaf kepada kesalahan orang lain).
2. Dua karakter dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wassalam yaitu penyayang dan lembut.
3. Dua karakter dari Abu Bakar yaitu jujur dan dapat dipercaya.
4. Dua karakter dari Umar yaitu tegas dalam amar ma'ruf nahi munkar.
5. Dua karakter dari Utsman yaitu dermawan dan suka bangun malam (tahajjud) pada waktu orang lain sedang tidur.
6. Dua karakter dari Ali yaitu alim (cinta ilmu, kritis, cerdas/intelek) dan pemberani.
Masih berkenaan dengan pembicaraan di atas dalam suatu bait syair yang dinisbatkan kepadanya dikatakan:
Bila lima perkara tidak terdapat dalam diri seorang syeikh (guru) maka ia adalah Dajjal yang mengajak kepada kesesatan.
- Dia harus sangat mengetahui hukum-hukum syariat zhahir,
- Mencari ilmu hakikah/ma'rifat langsung dari sumbernya yang jernih (Al-Qur'an dan sunnah rosul yang sohih),
- Hormat dan ramah kepada tamu,
- Lemah lembut kepada si miskin,
- Mengawasi para muridnya sedang ia selalu merasa diawasi oleh Allah.
Maklum setelah hayat Syeh Abdul Qodir Al Jailani dunia Islam tenggelam dalam kemunduran hampir di segala bidang (ilmu sains tidak berkembang, dalam agama tidak muncul ulama dan filosof orisinil, secara politik militer terpecah2 dan dijajah bangsa barat, ekonomi tertinggal dan budaya imitatif dan mistik). Dan Islam datang ke Indonesia pada suasana era itu yang mana mistik dan mitos mendominasi alam pikiran umat Islam, hingga akhirnya datang masa pencerahan abad 19 M oleh para pencerah pemahaman dan pemikiran Islam seperti Syeh Muhammad Abduh, Syeh Jamaludin al-Afghani, Syeh Waliyulloh dan Dr. Muhammad Iqbal dan membawa angin segar bagi kemajuan berpikir umat Islam di Indonesia.
Maka bertoriqah qodiriyah lebih afdhol kalau dengan meniru spirit berilmu dan zuhud Syeh Abdul Qodir Al Jailani dari ketamakan pada harta dunia yang haram. Ambil api ajarannya, bukan asapnya. Ambil air jernihnya, bukan limbah yang mengeruhinya. Itu cara mengagungkan ulama yang sejati. Kebanyakan pada terbalik, hanya ambil asapnya, bukan apinya. diambil limbahnya, bukan ajaran/air jernihnya, shg umat tidak akan tercerahkan seperti beliau. Termasuk bermadzhab pada ulama-ulama yang lain juga begitulah seharusnya.
Penulis: Dr. Saadi, M. Ag, Dosen STAIN Salatiga