ALIF-LAAM-MIIM, oleh Nabi Muhammad tidak dihitung 1 huruf, tetapi tetap 3 huruf dengan
penghargaan masing-masing 10 pahala. itulah keutamaan Al-Qur'an bagi
pembacanya.
Itu bermakna sebagai dorongan kepada orang
arab/umat Islam dahulu yang tidak/belum suka dengan budaya baca (dan
tulis) agar suka beljar membaca. Maka beliau disebut sebagai Nabi yang
ummi dan diutus di kalangan umat yang ummi juga, yakni belum menjadikan baca tulis sebagai budaya yang menonjol di masyarakat.
Sifat ummi bagi beliau sebagai kehormatan, mukjizat (dalam keadaan ummi
saja beliau dituduh mengarang Al-Qur'an, apalagi bisa baca tulis).
Tetapi bagi umatnya, ummi (tidak bisa baca tulis) merupakan cacat
penyebab kemunduruan, keterbelakangan dan kebodohan.
Di bulan romadhon ini jadi momentum agar kita tidak jadi umat yang ummi terhadap
kandungan al-qur'an. Puas hanya bisa baca dengan melafalkan sj tentu
sangat belum ckup. karena ibarat ada hidangan enak baru dapat baunya
atau dengar bahwa makanan itu enak. Hanya dengan Mengucapkan: sate itu
enak, tentu sangat belum bisa merasakan enaknya sate. Membaca dengan
meresapi makna yang indah dan mendalam, baru terasakan enaknya hidangan Al-Qur'an. Semua butuh proses dan tlaten dengan niat yang suci karena ia
kitab suci.
Penulis: Dr. Saadi, M. Ag, Dosen STAIN Salatiga