Artikel Terbaru

Tuesday, January 3, 2012

Takabbur

Takabur adalah sifat iblis yang menyebabkan ia dikeluarkan dari sorga, karena takabburnya (sombong), ia tidak mau taat perintah Alloh untuk hormat kepada Adam yang genius sebab mau belajar semua ilmu. Sombong artinya merasa lebih tinggi daripada orang lain, sehingga menganggap remeh dan rendah sesama manusia.Ada ungkapan tasawuf, bahwa hati orang beriman adalah rumah Alloh, sedangkan hati yang kafir adalah rumah iblis. Rumah orang beriman adalah surga, dan rumah orang kafir adalah neraka.

Kata Alloh: Wahai manusia, karena sifat sombongnya, maka iblis telah ku usir dari rumahmu (surga), tetapi mengapa ia justru kamu tempatkan di dalam rumahKu (hatimu) dengan sifat sombongmu?

Memiliki sifat sombong berarti menempatkan iblis dalam hati kita. Maka tidak aneh si sombong selalu tidak disukai orang lain. Tetapi sayangnya, si sombong jarang sekali merasa bahwa dirinya penyombong. Karena penyakit hati itu, orang lain yang merasakan dan yang bersangkutan tidak sadar. Sedangkan sebaliknya kalau penyakit badan (tubuh), yang bersangkutan yang merasakan dan orang lain tidak merasakannya.

Sabda Nabi; Takabbur itu artinya menolak al-haqq (kebenaran dari Alloh) dan meremehkan sesama manusia. Takabbur itu bs ada di hati, kadang terucap di lisan serta bisa juga nampak dalam gerak-gerik tubuh (tindakan).

Kesombongan bisa muncul akibat merasa punya kelebihan dari orang lain misal ilmu, harta, kecantikan/ketampanan, keturunan, pangkat/jabatan, asal daerah, golongan lebih besar, ras, dll. Semua itu tidak layak disombongkan, karena hanya pemberian Alloh saja dan hanya sementara serta semu belaka.

Orang pada awalnya mungkin simpati, tertarik dan mendukung pada seorang tokoh, tapi begitu terasa dia sebagai penyombong (arogan, sombong, besar omong, dan biasanya plus suka bohong, malah kadang suka nggosip lawannya), maka simpati dan dukungan bisa luntur bahkan berbalik meninggalkannya. Itulah sifat iblis yang perlu kita waspadai agar tidak masuk dalam hati kita.

Kebalikannya adalah tawadhu' (rendah hati, low hearted, bukan rendah diri/minder) dengan sikap santun dan menghargai sesama serta berpikiran baik pada sesama, maka justru akan tumbuhkan rasa salut, hormat dan tulus dalam bersahabat dan tolong menolong dalam mu'amalah (pergaulan) serta sejukkan suasana. Semoga kita dianugrahi Alloh sifat tawadhu' ini. Allohumma amiin. itulah sifat para nabi/rosul dan sholihin.

Penulis: Bapak Sa'adi STAIN Salatiga